Friday, December 30, 2016

Di batas Asa

Malam makin larut, hembusan sang angin mampu membuat bulu-bulu diseluruh tubuh berdiri tegak seperti sedadu-serdadu yang siap berperang.
angan membawa rindu kepada masa dimana senyum itu masih terlihat
ya entah kapan dan apakah akan sama seperti dulu yang kebahagiaannya tulus dan dukanya yang begitu iklhas.
mungkin semua itu hanya akan jadi harapku saja
karena disini mata kita tak lagi saling bertatap
ada hal yang membuat kita bagai kucing dan tikus
yang kita berdua tak tau apa sebenarnya hal itu
sebenarnya aku sudah pernah menjelaskan berkali-kali
yah tapi kembali lagi aku yang disalahkan
ingin ku hijrah ke pulau seberang 
lelah aku dengan semua ini
terlalu penat rasanya jika ku harus memberi pengertian lagi
karna bertahun-tahun tapi tetap juga sama dan aku pun tetap sama

Wednesday, December 14, 2016

Surat Papa

Maafkan aku anakku, maafkan bapakmu yang begini.
sunggguh besar harapan ayah ingin menjadikanmu anak yang soleh,,,
cerialah Noah kecilku jangan menangis lagi ayahmu tetap akan selalu memperhatikanmu,
ajari papa arti kesabaran Noah, ajari papa bagaimana cara untuk dapat menyenangkan ibumu yang adalah mama, umi, dan pahlawan yang tak kenal lelah dan tak ada jasa yang bisa kita berdua berikan  kepadanya.
tersenyumlah noah kecilku, cepat besar papa dan mama masih akan tetap disni dan akan tetap dihati noah selamanya, sama seperti papa yang selalu ada dihati oma begitupun sebaliknya. biarkan papa dapat memberi senyuman dihati omamu nak. teruslah berkarya dan tetap jadilah Noah Gibran Ibrahim sampai nanti,,,,,,